Mimema[1] (bahasa Inggris: meme /'mi:m/ MEEM)[2] adalah neologisme yang dikenal sebagai karakter dari budaya, yang termasuk di dalamnya yaitu gagasan, perasaan, ataupun perilaku (tindakan). Berikut merupakan contoh mimema: gagasan, ide, teori, penerapan, kebiasaan, lagu, tarian dan suasana hati. Mimema dapat replikasi dengan sendirinya (dalam bentuk peniruan) dan membentuk suatu budaya, cara seperti ini mirip dengan penyebaran pathogen (tetapi dalam hal ini terjadi di ranah budaya). Sebagai product terkecil dari evolusi budaya, dalam beberapa sudut pandang mimema serupa dengan gen. Richard Dawkins, dalam bukunya The Selfish Gene[2], ia menceritakan bagaimana ia menggunakan istilah meme untuk menceritakan bagaimana prinsip Darwinisme untuk menjelaskan penyebaran ide ataupun fenomena budaya. Dawkins juga memberi contoh mimema, yaitu nada, kaitan dari susunan kata, kepercayaan, gaya berpakaian dan perkembangan teknologi.Teori mimema menjelaskan bahwa mimema berkembang dengan cara seleksi alam (mirip dengan prinsip evolusi biologi yang dijelaskan oleh penganut Darwinisme) melalui proses variasi, mutasi, kompetisi, dan warisan budaya yang mana memengaruhi kesuksesan reproduksi di setiap individu. Dengan demikian, mimema menyebar berupa ide dan bila tidak berhasil maka ia akan mati, sedangkan yang lain akan bertahan, menyebar, dan (untuk tujuan yang lebih baik bahkan lebih buruk) akan bermutasi. "Ilmuwan memetika mempunyai pendapat bahwa mimema yang mempunyai ketahanan terbaik akan menyebar dengan efektif dan memengaruhi si objek (seorang individuMimema berasal dari bentuk pendek mimeme (dari bahasa Yunani Kuno ?????? Pengucapan Yunani: [m?:m?:ma] m?m?ma, "imitasi/tiruan"; dari ????????? mimeisthai, "mengimitasi"; dari ????? mimos, "mime").[4] Dawkins mengatakan bahwa dia menginginkan "sebuah kata yang terdiri dari satu suku kata karena terdengar seperti kata gene (gen)"Sejarah dari unit evolusi sosial, dan istilah serupa (bahasa yunani mneme, berarti "storage") pertama diungkapkan pada tahun 1904 oleh ilmuwan evolusi biologi Jerman yang bernama Richard Semon berjudul Die Mnemischen Empfindungen in ihren Beziehungen zu den Originalempfindungen. Menurut OED (Oxford English Dictionary), kata mneme muncul di Inggris pada tahun 1921 yang terdapat pada terjemahan buku Semon, The Mneme.Kata meme pertama kali dikenalkan Dawkins melalui bukunya The Selfish Gene pada tahun 1976 oleh.[2][5] Dawkins memakai istilah ini untuk mendefinisikan lahirnya budaya dengan anggapan terjadinya merupakan bentukan dari banyak replikator. Hipotesisnya adalah manusia seharusnya melihat kelahiran budaya berasal dari banyaknya bentukan replikator, yang umumnya mereplikasi melalui hubungan dengan manusian, yang telah berevolusi sebagai peniru (walaupun tidak sempurna) (copy) informasi maupun prilaku yang efisien. Meme tidak selalu terkopi secara sempurna, bahkan dapat hilang, tercampur atau bahkan berubah dikarenakan pengaruh dari ide lainnya, sehingga menjadikan suatu meme yang baru. Meme tersebut (meme yang baru) dapat menjadi lebih baik (atau buruk) sebagai replikator dibandingkan dengan meme sebelumnya, hal inilah yang menjadi kerangka hipotesis dari evolusi budaya, analogi tersebut membimbing kita menuju evolusi biologi yang berbasiskan gen.Richard Dawkins memperkenankan istilah tersebut setelah menulis bahwa evolusi tidak bergantung pada fakta-fakta yang berbasiskan kimia genetik, tetapi terjadi pada keberadaan replikasi diri setiap product dari perubahan - pada contoh kasus evolusi biologi, hal ini terjadi pada gen. Menurut Dawkins, meme hanya terjadi pada product replikasi diri tersebut, dan yang paling penting bahwa, setiap product tersebut sangat berguna untuk menjelaskan perilaku manusia dan evolusi budaya.Pada saat perayaan ke-30 penerbitan The Selfish Gene, Dawkins mendeskripsikan postulat meme: yang mengatakan bahwa gagasan tidak banyak memengaruhi terhadap terciptanya nilai dari kompleksitas budaya, tetapi lebih jauh lagi mekanisme dari selfish-gen